Marc Marquez memimpin persaingan merebut gelar juara dunia MotoGP 2025. Ia bisa mengunci gelar di seri San Marino.

PEMBALAP Ducati Marc Marquez memimpin persaingan merebut gelar juara dunia MotoGP 2025. Ia berada di puncak klasemen dengan 455 poin dan berselisih 175 poin dengan delapan seri tersisa dari pesaing terdekatnya, Alex Marquez.

Marc bisa mengunci gelar saat menjalani seri GP San Marino di Sirkuit Misano. Namun, ia tak akan mengambil peluang itu karena bakal berdampak buruk bagi sang adik, Alex Marquez.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Pembalap berusia 32 tahun itu mencetak kesempurnaan di MotoGP Hungaria akhir pekan lalu. Menjadi pemenang sesi sprint race dan balapan utama membuat ia mengantongi 37 poin untuk ketujuh kalinya secara berturut-turut. Ia selamat dari senggolan dengan Marco Bezzecchi di Tikungan 2 pada lap pertama. Marquez bangkit dari posisi ketiga untuk memimpin di lap ke-11 dan berhasil melewati garis finis dengan keunggulan 4,314 detik.

Alex Marquez menjadi rival terdekatnya. Mereka akan kembali bersaing pada dua seri berikutnya: MotoGP Catalunya pada 7 September 2025 dan MotoGP San Marino pada 14 September 2025.

Marc bisa mengklaim gelar lebih cepat. Syaratnya, ia harus menyelesaikan balapan di Grand Prix Catalunya dengan keunggulan setidaknya 185 poin dari pembalap peringkat kedua. Setelah itu, ia harus mendapatkan selisih 222 poin di Misano. Meski begitu, Marc sedang mempertimbangkan klaim gelar juara saat seri Jepang dan Indonesia, dua seri berikutnya.

Sekarang sudah semakin dekat, tetapi kami harus mempertahankan mentalitas dan fokus yang sama. Saya berharap mendapatkan kesempatan pertama di Jepang atau Mandalika. Jika saya mendapatkannya di Misano, itu artinya Alex mengalami akhir pekan yang buruk di Catalunya dan saya menginginkan yang terbaik untuknya,” ucap dia, dikutip dari Crash.

Marc, pembalap pabrikan Ducati ini tak terkalahkan di MotoGP sejak awal Juni. Saat itu, ia juga menguasai semua rangkaian sprint race dan balapan utama di Aragon. Ia menyapu bersih 37 poin.

Dominasi itu berlanjut di Hungaria. Ia mengaku bisa balapan dengan nyaman. “Saya tidak bisa berbohong, saya balapan dengan nyaman. Memang benar, apa pun bisa terjadi di dua tikungan pertama. Tapi setelah momen itu, saya hanya berusaha tenang dan mencoba membuat ban belakang saya bekerja dengan baik,” ucap dia.

Marc pun mendapatkan momentum memimpin balapan. Bagi dia, kemenangan ganda pada sesi sprint race dan balapan utama tidak normal. “Tidak normal untuk menang setiap akhir pekan, tidak normal untuk memenangkan setiap balapan sprint. Tapi akan tiba saatnya seseorang akan lebih cepat dari kami dalam sprint atau balapan utama,” ucap dia.